Rabu, 26 Mei 2010

slip knot


Berita ini menggegerkan kalangan komunitas metal di Des Moines, karena disanalah seluruh anggota band Slipknot dibesarkan.

Menurut Tmz.com, polisi tidak menemukan bukti terlarang di lokasi, namun akan ada penyelidikan lebih lanjut terkait kematiannya.

Berita kematian meninggalnya Paul Gray ini, juga dibenarkan sang manager di perusahaan rekaman band Slipknot, Roadrunner Records. Sayangnya, sang manager enggan bercerita lebih lanjut.

Paul Gray yang merupakan anggota asli Slipknot ketika mereka pertama kali dibentuk pada 1995, sedang menantikan anak pertamanya dengan istrinya, Brenna.

Anggota band lainnya memberikan penghormatan kepada sang bassis mereka, dengan mengubah halaman depan Slipknot1.com dengan gambar Gray, meskipun mereka belum memberikan komentar. Sementara otopsi dijadwalkan akan digelar besok.

Band yang dikenal karena menggunakan topeng ketika manggung serta lirik lagu mereka yang eksplisit dan agresif menggambarkan kesedihan, mulai dikenal pada 1999.

Band Slipknot berhasil menjual album mereka lebih dari dua juta kopi. Slipknot juga terkenal akan perilaku mereka yang ekstrem di setiap pertunjukan, seperti muntah di atas panggung.

Mereka meraih penghargaan Grammy pada 2006 untuk band metal terbaik dengan lagu Before I forget. Kemudian berdasarkan Pollstar, sebuah industri pertunjukkan musik, Slipknot berada di posisi 18 dalam daftar 20 Concert Tour terbesar 1999.

Gray dikenal penggemar sebagai personil # 2 atau berjulukan The Pig, berdasarkan topeng berwajah babi yang ia pakai di setiap konser.

Paul Gray adalah salah satu anggota pendiri Slipknot. Band yang terbentuk pada tahun 1995 tersebut mengalami banyak pergantian personil dari tahun ke tahun namun Gray selalu ada, mendahului penyanyi Corey Taylor yang bergabung pada 1996.

Paul Dedrick Gray yang terlahir pada tanggal 8 April, 1972 di Des Moines, Iowa, Amerika Serikat ini pernah bergabung di beberapa band seperti Anal Blast, Vexx, Body Pit, Inveigh Catharsi dan salah satu anggota original slipknot bersama Shawn Crahan dan Anders Colsefini.

Ia juga menjadi backing vocal dalam beberapa lagu slipknot seperti Spit It Out, Get This, People = Shit, Disasterpiece, Three Nil, Pulse of the Maggots, dan Before I Forget.

Sebelum menjadi Slipknot semula mereka menggunakana nama The Pale Ones kemudian Pyg System dan Meld. Hingga akhirnya menggunakan nama Slipknot.

Dalam perjalanannya mereka beberapa kali mengalami perubahan personel, dan formasi terakhir terdiri atas Sid Wilson, Nathan 'Joey' Jordison, Paul Gray, Chris Fehn, James Root, Craig '133' Jones, Shawn 'Clown' Crahan, Mick Thomson dan Corey Taylor.

Album-album Slipknot di antaranya Mate. Feed. Kill. Repeat (1996), Roadrunner Records Demo (1998), Slipknot (1999), Iowa (2001), Vol. 3 (The Subliminal Verses, 2004) dan 4th Studio Album (2008). Lewat album-album itu mereka berhasil meraih Grammy Award Nominations untuk Best Metal Performance dan Best Hard Rock Performance.

rhoma irama


Pada tahun tujuh puluhan, Rhoma sudah menjadi penyanyi dan musisi ternama setelah jatuh bangun dalam mendirikan band musik, mulai dari band Gayhand tahun 1963. Tak lama kemudian, ia pindah masuk Orkes Chandra Leka, sampai akhirnya membentuk band sendiri bernama Soneta yang sejak 13 Oktober 1973 mulai berkibar. Bersama grup Soneta yang dipimpinnya, Rhoma tercatat pernah memperoleh 11 Golden Record dari kaset-kasetnya.

Berdasarkan data penjualan kaset, dan jumlah penonton film- film yang dibintanginya, penggemar Rhoma tidak kurang dari 15 juta atau 10% penduduk Indonesia. Ini catatan sampai pertengahan 1984. "Tak ada jenis kesenian mutakhir yang memiliki lingkup sedemikian luas", tulis majalah TEMPO, 30 Juni 1984. Sementara itu, Rhoma sendiri bilang, "Saya takut publikasi. Ternyata, saya sudah terseret jauh."

Rhoma Irama terhitung sebagai salah satu penghibur yang paling sukses dalam mengumpulkan massa. Rhoma Irama bukan hanya tampil di dalam negeri tapi ia juga pernah tampil di Kuala Lumpur, Singapura, dan Brunei dengan jumlah penonton yang hampir sama ketika ia tampil di Indonesia. Sering dalam konser Rhoma Irama, penonton jatuh pingsan akibat berdesakan. Orang menyebut musik Rhoma adalah musik dangdut, sementara ia sendiri lebih suka bila musiknya disebut sebagai irama Melayu.

Pada 13 Oktober 1973, Rhoma mencanangkan semboyan "Voice of Moslem" (Suara Muslim) yang bertujuan menjadi agen pembaharu musik Melayu yang memadukan unsur musik rock dalam musik Melayu serta melakukan improvisasi atas aransemen, syair, lirik, kostum, dan penampilan di atas panggung. Menurut Achmad Albar, penyanyi rock Indonesia, "Rhoma pionir. Pintar mengawinkan orkes Melayu dengan rock". Tetapi jika kita amati ternyata bukan hanya rock yang dipadu oleh Rhoma Irama tetapi musik pop, India, dan orkestra juga. inilah yang menyebabkan setiap lagu Rhoma memiiki cita rasa yang berbeda.

Bagi para penyanyi dangdut lagu Rhoma mewakili semua suasana ada nuansa agama, cinta remaja, cinta kepada orang tua, kepada bangsa, kritik sosial, dan lain-lain. "Mustahil mengadakan panggung dangdut tanpa menampilkan lagu Bang Rhoma, karena semua menyukai lagu Rhoma," begitu tanggapan beberapa penyanyi dangdut dalam suatu acara TV.

Rhoma juga sukses di dunia film, setidaknya secara komersial. Data PT Perfin menyebutkan, hampir semua film Rhoma selalu laku. Bahkan sebelum sebuah film selesai diproses, orang sudah membelinya. Satria Bergitar, misalnya. Film yang dibuat dengan biaya Rp 750 juta ini, ketika belum rampung sudah memperoleh pialang Rp 400 juta. Tetapi, "Rhoma tidak pernah makan dari uang film. Ia hidup dari uang kaset," kata Benny Muharam, kakak Rhoma, yang jadi produser PT Rhoma Film. Hasil film disumbangkan untuk, antara lain, masjid, yatim piatu, kegiatan remaja, dan perbaikan kampung.

Ia juga terlibat dalam dunia politik. Di masa awal Orde Baru, ia sempat menjadi maskot penting PPP, setelah terus dimusuhi oleh Pemerintah Orde baru karena menolak untuk bergabung dengan Golkar. Rhoma Sempat tidak aktif berpolitik untuk beberapa waktu, sebelum akhirnya terpilih sebagai anggota DPR mewakili utusan Golongan yakni mewakili seniman dan artis pada tahun 1993. Pada pemilu 2004 Rhoma Irama tampil pula di panggung kampanye PKS.

Rhoma Irama sempat kuliah di Universitas 17 Agustus Jakarta, tetapi tidak menyelesaikannya. "Ternyata belajar di luar lebih asyik dan menantang," katanya suatu saat. Ia sendiri mengatakan bahwa ia banyak menjadi rujukan penelitian ada kurang lebih 7 skripsi tentang musiknya telah dihasilkan. Selain itu, peneliti asing juga kerap menjadikannya sebagai objek penelitian seperti William H. Frederick, doktor sosiologi Universitas Ohio, AS yang meneliti tentang kekuatan popularitas serta pengaruh Rhoma Irama pada masyarakat.

Pada bulan Februari 2005, dia memperoleh gelar doktor honoris causa dari American University of Hawaii dalam bidang dangdut, namun gelar tersebut dipertanyakan banyak pihak karena universitas ini diketahui tidak mempunyai murid sama sekali di Amerika Serikat sendiri, dan hanya mengeluarkan gelar kepada warga non-AS di luar negeri. Selain itu, universitas ini tidak diakreditasikan oleh pemerintah negara bagian Hawaii.

Sebagai musisi, pencipta lagu, dan bintang layar lebar, Rhoma selama kariernya, seperti yang diungkapkan, telah menciptakan 685 buah lagu dan bermain di lebih 10 film.

Pada tanggal 11 Desember 2007, Rhoma merayakan ulang tahunnya yang ke 61 yang juga merupakan perayaan ultah pertama kali sejak dari orok, sekaligus pertanda peluncuran website pribadinya, rajadangdut.com.[1]

koesplus


Perjalanan karir

Kelompok ini dibentuk pada tahun 1969, sebagai kelanjutan dari kelompok “Koes Bersaudara”. Koes Bersaudara menjadi pelopor musik pop dan rock 'n roll, bahkan pernah dipenjara karena musiknya yang dianggap mewakili aliran politik kapitalis. Di saat itu sedang garang-garangnya gerakan anti kapitalis di Indonesia.

Era Orde Lama

Pada Kamis 1 Juli 1965, sepasukan tentara dari Komando Operasi Tertinggi (KOTI) menangkap kakak beradik Tony, Yon, dan Yok Koeswoyo dan mengurung mereka di LP Glodok, kemudian Nomo Koeswoyo atas kesadaran sendiri, datang menyusul. Adik Alm Tony Koeswoyo itu rupanya memilih "mangan ora mangan kumpul" ketimbang berpisah dari saudara-saudara tercinta. Adapun kesalahan mereka adalah karena selalu memainkan lagu - lagu The Beatles yang dianggap meracuni jiwa generasi muda saat itu. Sebuah tuduhan tanpa dasar hukum dan cenderung mengada ada, mereka dianggap memainkan musik "ngak ngek ngok" istilah Pemerintahan berkuasa saat itu, musik yg cenderung imperialisme pro barat. Dari penjara justru menghasilkan lagu-lagu yang sampai saat sekarang tetap menggetarkan, "Didalam Bui", "jadikan aku dombamu", "to the so called the guilties", dan "balada kamar 15". 29 September 1965, sehari sebelum meletus G 30 S-PKI, mereka dibebaskan tanpa alasan yang jelas.belakangan setelah Peristiwa itu berlalu,Koes Bersaudara yang masih hidup dan menginjak usia tua melakukan testimoni di depan pemirsa acara talkshow KICK ANDY (Metro TV)pada akhir 2008 bahwa di balik penangkapan mereka sebenarnya pemerintahan Soekarno menugaskan mereka dal

Dari Koes Bersaudara menjadi Koes Plus

Dari kelompok Koes Bersaudara ini lahir lagu-lagu yang sangat populer seperti “Bis Sekolah”,“ Di Dalam Bui”, “Telaga Sunyi”, “Laguku Sendiri” dan masih banyak lagi. Satu anggota Koes Bersaudara, Nomo Koeswoyo keluar dan digantikan Murry sebagai drummer. Walaupun penggantian ini awalnya menimbulkan masalah dalam diri salah satu personalnya yakni Yok yang keberatan dengan orang luar. Nama Bersaudara seterusnya diganti dengan Plus, artinya plus orang luar: Murry.

Sebenarnya lagu-lagu Koes Bersaudara lebih bagus dari segi harmonisasi ( seperti lagu “Telaga Sunyi”, “Dewi Rindu” atau “Bis Sekolah”) dibanding lagu-lagu Koes Plus. Saat itu Nomo, selain bermusik juga mempunya pekerjaan sampingan. Sementara Tonny menghendaki totalitas dalam bermusik yang membuat Nomo harus memilih. Akhirnya Koes Bersaudara harus berubah. Kelompok Koes Plus dimotori oleh almarhum Tonny Koeswoyo (anggota tertua dari keluarga Koeswoyo). Koes Plus dan Koes Bersaudara harus dicatat sebagai pelopor musik pop di Indonesia. Sulit dibayangkan sejarah musik pop kita tanpa kehadiran Koes Bersaudara dan Koes Plus.

Tradisi membawakan lagu ciptaan sendiri adalah tradisi yang diciptakan Koes Bersaudara. Kemudian tradisi ini dilanjutkan Koes Plus dengan album serial volume 1, 2 dan seterusnya. Begitu dibentuk, Koes Plus tidak langsung mendapat simpati dari pecinta musik Indonesia. Piringan hitam album pertamanya sempat ditolak beberapa toko kaset. Mereka bahkan mentertawakan lagu “Kelelawar” yang sebenarnya asyik itu.

Kemudian Murry sempat ngambek dan pergi ke Jember sambil membagi-bagikan piringan hitam albumnya secara gratis pada teman-temannya. Dia bekerja di pabrik gula sekalian main band bersama Gombloh dalam grup musik Lemon Trees. Tonny yang kemudian menyusul Murry untuk diajak kembali ke Jakarta. Baru setelah lagu “Kelelawar” diputar di RRI orang lalu mencari-cari album pertama Koes Plus. Beberapa waktu kemudian lewat lagu-lagunya “Derita”, “Kembali ke Jakarta”, “Malam Ini”, “Bunga di Tepi Jalan” hingga lagu “Cinta Buta”, Koes Plus mendominasi musik Indonesia waktu itu.

Kiblat Musik Pop Indonesia

Dengan adanya tuntutan dari produser perusahaan rekaman maka group-group lain yang “seangkatan” seperti Favourites, Panbers, Mercy's, D'Lloyd menjadikan Koes Plus sebagai “kiblat”, sehingga group-group ini selalu meniru apa yang dilakukan Koes Plus, pembuatan album di luar pop Indonesia, seperti pop melayu dan pop jawa menjadi trend group-group lain setelah Koes Plus mengawalinya.

"Seandainya kelompok ini lahir di Inggris atau AS bukan tidak mungkin akan menggeser popularitas Beatles"[rujukan?]

“Lagu Nusantara I” (Volume 5), “Oh Kasihku” (Volume 6), “Mari-Mari” (Volume 7), “Diana” dan “Kolam Susu” ( Volume 8) merajai musik pop waktu itu. Puncak kejayaan Koes Plus terjadi ketika mereka mengeluarkan album Volume 9 dengan lagu yang sangat terkenal “Muda-Mudi” (yang diciptakan Koeswoyo, bapak dari Tonny, Yon dan Yok). Disusul lagu “Bujangan” dan “Kapan-Kapan” dari volume 10. Masih berlanjut dengan lagu “Nusantara V” dari album Volume 11 dan “Cinta Buta” dari album Volume 12.

Bersamaan dengan itu Koes Plus juga mengeluarkan album pop Jawa dengan lagu yang dikenal dari tukang becak, ibu-ibu rumah tangga, hinga anak-anak muda, yaitu “Tul Jaenak” dan “Ojo Nelongso”. Belum lagi lagu mereka yang berirama melayu seperti “Mengapa”, “Cinta Mulia” dan lagu keroncongnya yang berjudul “Penyanyi Tua”. Sayang sekali di setiap album yang mereka keluarkan tidak ada dokumentasi bulan dan tahun, sehingga susah melacak album tertentu dikeluarkan tahun berapa. Bahkan tidak ada juga kata-kata pengantar lainnya. Album mereka baru direkam secara teratur mulai volume VIII setelah ditandatangani kontrak dengan Remaco. Sebelumnya perusahaan yang merekam album-album mereka adalah “Dimita”.

Pada tahun 1972-1976 udara Indonesia benar-benar dipenuhi oleh lagu-lagu Koes Plus. Baik radio atau orang pesta selalu mengumandangkan lagu Koes Plus. Barangkali tidak ada orang-orang Indonesia yang waktu itu masih berusia remaja yang tidak mengenal Koes Plus. Kapan Koes Plus mengeluarkan album baru selalu ditunggu-tunggu pecinta Koes Plus dan masyarakat umum.

Tahun 1972 Koes Plus sempat menjadi band terbaik dalam Jambore Band di Senayan. Semua peserta menyanyikan lagu Barat berbahasa Inggris. Hanya Koes Plus yang berani tampil beda dengan menyanyikan lagu “Derita” dan “Manis dan Sayang”.

green day


Green Day adalah sebuah kelompok musik bergenre punk rock yang berasal dari California, Amerika Serikat dan terdiri atas Billie Joe Armstrong (penyanyi utama, gitaris), Mike Dirnt (basis, penyanyi pendukung), dan Tré Cool (pemain drum, penyanyi pendukung). Green Day telah diakui di dunia musik karena keberhasilan mereka dalam mengembalikan dan membuat genre punk rock kembali terkenal, bersama-sama dengan grup musik tahun 1990-an seperti The Offspring dan Rancid.

Musik mereka telah mempengaruhi banyak kelompok musik beraliran punk lain, seperti Blink 182 dan Good Charlotte.

Grup musik ini telah menjual lebih dari 50 juta album di Amerika Serikat dan lebih dari 100 juta album di seluruh dunia. Green Day telah memenangkan berbagai penghargaan, seperti MTV Video Music Awards dan Nickelodeon Kids' Choice Awards, juga berbagai penghargaan lainnya, serta telah memenangkan 3 Grammy Awards (Best Alternative ALbum untuk Dookie, Best Rock Album untuk American Idiot dan Record of the Year untuk Boulevard of Broken Dreams).

killing me inside


Band Killing Me Inside (Killms) adalah band bergenre Modern Rock / Emo yang dibentuk pada awal tahun 2006 dengan personilnya, yaitu : Sansan sebagai vokalis, Raka dan Josaphat sebagai gitaris, Onadio sebagai bassis dan Rendy pada drum. Pada pertengahan '08, Raka (gitaris) Killing Me Inside terpaksa mengundurkan diri untuk bergabung dengan band lain (Vierra) karena beberapa alasan. "Gue harus mengundurkan diri dari band ini (Killms) karena adanya bentrok antara 2 band yaitu Killing Me Inside dan Vierra. Kedua band ini akan menjalankan kontrak dimana suatu pihak tidak membolehkan playernya untuk mempunyai lebih dari 1 band. Saat ini gue berada di posisi yang bagi gue hasil akhirnya sama skali bukan apa yang gua inginkan, dimana gue diharuskan untuk memilih Vierra yang disebabkan oleh "suatu faktor keluarga" yang sama sekali gak bisa gue tolak," kata Raka seperti yang dituliskan di Blog Myspace Killms. Kemudian pada tahun itu, memasuki 2009, setelah beberapa kali manggung dan melakukan tour, Sansan (Vokalis) dan Rendy (Drum) meninggalkan band dan juga karena beberapa alasan. Sansan sebagai vokalis keluar karena memang pilihannya dia sendiri untuk keluar (sekarang ada di Pee Wee Gaskins) dan Rendy sebagai Drummer mengundurkan diri karena sibuk untuk rencana jangka panjangnya demi masa depan.
Formasi terbaru Killms adalah sebagai berikut: Onadio sebagai vokalis, Josaphat pada gitar, Agung pada bass dan Davi untuk menggantikan Rendy pada drum. Band ini sudah mempunyai satu album yaitu "A Fresh Start For Something New" yang hitsnya lagunya yaitu "The Tormented".

avanged sevenfold



Pembentukan & Karir Indie (1999-2003)

Band ini dibentuk pada tahun 1999 di Huntington Beach, California dengan anggota asli M. Shadows, Zacky Vengeance, The Rev dan Matt Wendt. M. Shadows memberi nama sebagai referensi untuk cerita Cain dan Abel dari Alkitab, meskipun bukan band agama. Setelah pembentukannya, masing-masing anggota band ini juga mengangkat nama samaran yang sudah nama panggilan dari mereka dari SMA. Sebelum merilis album debut mereka, band ini merekam dua demo pada tahun 1999 dan 2000. Album pertama mereka, Sounding the Seventh Trumpet, direkam ketika anggota band berumur delapan belas tahun dan di sekolah menengah. Ini pada awalnya dirilis pada label pertama mereka, Good Life Record pada tahun 2001. Setelah gitaris Synyster Gates bergabung dengan band, pada akhir 1999 ketika ia berusia 18 tahun di pengantar lagu "To End the Rapture" adalah rekaman ulang menampilkan elemen band penuh. Album ini kemudian dirilis ulang pada Hopeless Records pada tahun 2002.

Band ini mulai menerima pengakuan, tampil dengan band-band seperti Mushroomhead dan Shadows Fall dan bermain di Take Action Tour. Setelah menetap di keempat mereka bassis, Johnny Christ, mereka merilis Waking the Fallen di Hopeless Records pada bulan Agustus 2003. Band menerima profil di Billboard dan The Boston Globe, dan bermain di Vans Warped Tour. Pada tahun 2004, Avenged Sevenfold tur lagi di Vans Warped Tour dan merekam video untuk lagu "Unholy Confessions "yang masuk ke rotasi pada MTV2's Headbanger's Ball. Tak lama setelah merilis Waking the Fallen, Avenged Sevenfold meninggalkan Hopeless Records dan telah ditandatangani ke Warner Bros.

[sunting] Sounding the Seventh Trumpet (2001-2003)

Sounding the Seventh Trumpet adalah debut album Avenged Sevenfold yang dirilis tahun 2001 di Good Life Recording dan di rilis kembali oleh Hopeless Records tanggal 19 Maret 2002. Mereka melibatkan gitaris baru Synyster Gates.

[sunting] Waking the Fallen (2003-2005)

Waking the Fallen adalah album ke dua dari Avenged Sevenfold setelah yang dirilis tanggal 26 Agustus 2003. Ini adalah album pertama yang melibatkan Johnny Christ sebagai bassist yang baru.

[sunting] City of Evil (2005-2007)

Tahun 2005, Amerika Serikat tengah jenuh dengan musik hip-hop dan pop yang merajalela, lalu Avenged Sevenfold merilis album mereka City of Evil tepatnya pada tanggal 8 Juni, 2005. Hits single Bat Country merupakan lagu metal/rock pertama yang merajai MTV TRL. Mereka mempopulerkan kembali solo gitar dengan duet gitaris Synyster Gates dan Zacky Vengeance yang benar-benar memanaskan area moshpit. Album tersebut mendapat sertifikat gold dan memenangkan predikat Best New Artist in a Video di MTV VMA 2006 untuk lagu Bat Country.





[sunting] Avenged Sevenfold (2007-2008)

Tahun 2007, mereka kembali masuk studio untuk merekam lagu terbaru mereka untuk studio album ke-5 mereka. Awal Agustus 2007, mereka menjalani tur Asia Pasifik mereka, dan sempat mampir di Indonesia dan memainkan lagu mereka pertama kali di depan publik. Lagu yang berjudul Almost Easy tersebut mendapat sambutan hangat dari penggemar di seluruh dunia. Ketika itu band punk Jogjakarta Endang Soekamti didaulat menjadi band pembuka. Tahun 2008 ini, mereka berpartisipasi sebagai headliners di tour Taste of Chaos bersama dengan Bullet for My Valentine, Atreyu, Blessthefall dan Idiot Pilot. Ketika tour, mereka merekam sebuah DVD yang mengandung 6 lagu baru mereka. Tanggal 22 Oktober 2008, Avenged Sevenfold kembali manggung di Indonesia masih dengan event organizer yang sama yakni Java Musikindo dan kali ini band heavy metal Jibril didaulat menjadi band pembuka.Berkas:City of evil.jpg

[sunting] Live In The LBC & Diamonds in the Rough (2008-2010)

Album yang dirilis pada 16 September, 2008 ini berisi 102 menit DVD dan 52 menit CD.

Di album ini terdapat dua lagu lama yaitu "Afterlife" dan "Almost Easy". Namun kedua lagu tersebut tidak sama persis dengan lagu aslinya. Pada lagu "Afterlife" ditambahi permainan biola yang lebih banyak, sedangkan lagu "Almost Easy" yang berbeda adalah mixing lagunya. Selain itu terdapat juga lagu "Walk" yang merupakan cover dari Pantera dan "Flash of the Blade" yang merupakan cover dari Iron Maiden.

Pada tanggal 16 Juli, majalah Kerrang! (edisi 1219) mengeluarkan sebuah CD gratis berjudul "Maiden Heaven: A Tribute to Iron Maiden" untuk menghormati album dari salah satu band heavy metal terbesar di dunia yaitu Iron Maiden. Matt Shadows berkomentar, "Maiden are by far the best live band in the world and their music is timeless," dan "This also gives us a chance to expose this great song to some of our younger fans who maybe aren't as familiar with Iron Maiden."

[sunting] Nightmare (single) (2010)

Setelah beberapa lama mereka mengeluarkan single "Nightmare" pada 18 Juli 2010 yang nantinya akan masuk kedalam album baru mereka. Dalam single ini mereka memanggil Mike Portnoy dari Dream Theater untuk menggantikan posisi The Rev yang meninggal pada 28 Desember 2009.

amild live wanted 2019


Pencarian band-band baru berbakat di industri musik tanah air kembali digelar oleh Brand A dalam WANTED 2010. Dalam ajang yang melahirkan d Masiv (2007), Magneto (2008), dan Supernova (2009) tersebut, band-band yang terjaring dalam WANTED 2010 diharapkan mampu memberikan kesegaran dan pembaharuan bagi industri musik Indonesia.

“Untuk itu kami sebagai penyelenggara selalu melakukan inovasi,” ujar Olivia Naida Siahaan – selaku Brand Manager A Mild. “Pada tahun ini kami merancang beberapa aktivitas pendukung materi serta praktek seputar industri musik Indonesia, dimulai dari WANTED Session, WANTED Selection hingga WANTED Camp,” imbuhnya.

Tahun ini dewan juri WANTED tetap mengandalkan komposisi yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Melibatkan perwakilan perusahaan rekaman, produser, musisi nasional dan jurnalis musik.

Dalam acara press conference di Fx Plaza, Kamis (21/1), Capung, personel Java Jive sebagai salah satu dewan juri WANTED 2010 mengatakan dalam dua tahun ini perkembangan musik Indonesia telah merata, kesempatan yang diraih pun sama.

“Tiap tahun ada kemajuan, secara alamiah tahun ini akan lebih fresh dari sebelumnya, dan secara musikalitas setiap generasi punya warna sendiri,” tutur Capung.

Untuk penyelenggaraan tahun ini, WANTED kembali menggandeng Musica Studio’s dan Trintiy Optima Production sebagai perusahaan rekaman. Indrawati Widjaja sebagai managing director Musica Studio’s menyatakan bangga tetap dapat terlibat kembali dalam pencarian bakat-bakat baru.

“Semoga tahun keempat ini dapat menghasilkan hal yang positif bagi kemajuan industri musik Indonesia,” harapnya.

30 second to mars

Let’s face it, Tuesday nights are usually pretty boring. But when music fans descended on South Beach this past Tuesday to see 30 Seconds To Mars at the Fillmore, boring was thrown right out the window.

When the house lights went down, the only thing fans could see were a few sporadic silhouettes behind a massive white curtain. But as soon as the shadow of front man Jared Leto appeared the crowd spontaneously erupted and it felt like an eternity before the big white veil fell revealing the singer and his hot pink mohawk.

Not wasting any time, the trio from Los Angeles (accompanied by two touring musicians) exploded into “Night Of The Hunter” off their latest release This Is War. Without stopping, Leto donned his custom-made white Steve McSwain guitar (which he calls Pythagoras) for “Attack” and “A Call To Arms”.



When the music was stopped for a moment, Leto addressed the crowd about his recent illness and show cancellation. “You k

now, I was sick and we had to cancel our last show, but I’m so glad I’m feeling a little better so we could play Miami tonight!”

In an instant it was right back to business as the 30STM guys plowed through “A Beautiful Lie” and their latest single “This Is War”, which Leto finished onstage alone with an acoustic guitar.

Rabu, 19 Mei 2010


Semarang (ANTARA News) - Grup band d`Masiv mencoba mengakrabkan diri dengan ratusan penggemarnya yang hadir pada konser "As You Like It" di Ballroom Rama Shinta, Hotel Patra Jasa Semarang, Rabu (19/5) malam.

Setelah dua pembawa acara melelang kaos lengkap dengan tanda tangan personel d`Masiv kepada para penggemarnya yang datang ke konser, grup musik yang dibentuk tanggal 3 Maret 2003 itu langsung menggebrak dengan salah satu lagu andalan mereka yang berjudul "Tak Bisa Hidup Tanpamu".

Usai menyanyikan lagu yang disambut teriakan histeris para penggemarnya itu vokalis d`Masiv, Rian Ekky Pradipta, tampak menyapa penonton dengan logat khas Kota Semarang.

"Piye kabare Semarang?" kata Rian saat menanyakan kabar penggemarnya pada awal konser ke-22 "As You Like It" dari 25 kota yang menyajikan musik khas dan didukung dengan tata ruang yang terkesan menjamin kenyamanan dalam menyaksikan suguhan acara.

Tata ruang yang disediakan penyelenggara terkesan mencoba menawarkan para penikmat musik berasal dari kalangan perokok dewasa Brand A agar dapat lebih dekat lagi dengan musisi yang tampil.

Penggemar d`Masiv yang diundang pada konser itu terasa cukup dimanjakan oleh penyelenggara meskipun hanya disediakan karpet dan beberapa bantal sebagai alas duduk saat menikmati konser karena panggung dibuat nyaris tanpa ada batasan dengan tiap personel d`Masiv.

Grup band yang telah merilis dua album dan satu mini album itu tampil dengan formasi lengkap yakni

Rian Ekky Pradipta (vokalis), Dwiki Aditya Marsall (gitar), Nurul Damar Ramadhan (gitar), Rayyi Kurniawan Iskandar (bass), dan Wahyu Piadji (drum).

"Masiver", panggilan bagi penggemar d`Masiv yang hadir di ruang berkapasitas 800 orang tersebut terlihat cukup kompak.

Hal itu terlihat ketika mereka ikut bersenandung dan bernyanyi lagu yang dibawakan grup band yang mulai melambung setelah berhasil memenangkan kompetisi musik "A Mild Live Wanted" pada tahun 2007 itu.

Saat konser selama dua jam lebih itu d`Masiv menyanyikan beberapa lagu yang menjadi andalan mereka di kancah musik Indonesia seperti "Aku Percaya Kamu", "Dia atau Aku", "Merindukanmu", "Rindu Setengah Mati", dan "Jangan Menyerah".

Suasana konser yang mencerminkan tema ekspresif menambah keistimewaan gelaran musik tersebut.

Selain itu suasana keakraban terasa dengan interaksi yang terjalin antara penikmat musik dengan personel grup band yang beraliran musik pop yang dibalut rock tersebut.

Di sela konser, personel d`Masiv tampak mengajak salah seorang penggemarnya yang bernama Alfred untuk menunjukkan kebolehannya bermain gitar dan ikut mengiringi suguhan lagu "Cinta Ini Membunuhku".

Seluruh personel d`Masiv juga tampak bersedia duduk di antara penonton sambil menyaksikan aksi salah satu grup band yang terdiri atas tiga orang "Masiver" saat membawakan lagu berjudul "Diantara Kalian".

Penampilan ekspresif dari Rian dan kawan-kawan ditutup secara apik dengan lagu lawas milik d`Masiv, "Diam Tanpa Kata" menjelang Kamis (20/5) dini hari.
"Saya senang sekali dapat diundang secara khusus oleh Brand A dan sangat antusias untuk dapat menyaksikan konser d`Masiv malam ini secara langsung di Semarang," kata salah seorang penonton bernama Fafa yang tampak datang bersama dua temannya.Ia juga mengaku tema dan tata ruang yang cukup unik membuat mereka merasa nyaman dalam menikmati konser musik d`Masiv.

Apa itu Blog?

Blog adalah kependekan dari weblog, istilah yang pertama kali digunakan oleh jorn Barger pada bulan Desmber 1997. jorn Barger menggunakan istilah Weblog untuk menyebut kelompok website pribadi yang selalu di update secarakontinu dan berisi link-link ke website lain yang mereka anggap menarik disertai komentar-komentar mereka sendiri.

Blog kemudian berkembang mencari bentuk sesuai dengan kemauan para pembuatnya atau para Blogger. Blog yang pada mulanya merupakan "catatan perjalanan" seseorang di internet , yaitu link ke website yang dikunjungi dan dianggap menarik daripada sebuah daftar link. Hal ini disebabkan karena para blogger biasanya juga tidak lupa menyematkan komentar-komentAR "CERDAS" mereka , pendapat-pendapat [ribadi dan bahkan mengekspresikan sarkasme mereka pada link yang mereka buat.